Mengukur merupakan kegiatan penting dalam kehidupan dan kegiatan utama di dalam IPA. Contoh, kalian hendak mendeskripsikan suatu benda, misalnya mendeskripsikan dirimu. Kemungkinan besar kalian akan menyertakan tinggi badan, umur, berat badanmu, dan lain-lain. Tinggi badan, umur, dan berat badan merupakan sesuatu yang dapat diukur. Segala sesuatu yang dapat diukur disebut besaran.
Mengukur
merupakan kegiatan membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan.
Misalnya, kalian melakukan pengukuran panjang
meja dengan jengkalmu. Maka, kalian membandingkan panjang meja dengan panjang
jengkalmu. Jengkalmu dipakai sebagai satuan pengukuran. Sebagai hasilnya, misalnya
panjang meja = 6 jengkalmu. Nah, misalnya ada 2 temanmu melakukan pengukuran
panjang meja yang sama, tetapi dengan jengkal masing-masing. Hasilnya, sebagai
berikut.
»
Panjang meja = 6 jengkalmu.
»
Panjang meja = 5,5 jengkal Edo.
»
Panjang meja = 7 jengkal Emi.
Mengapa hasil tiga pengukuran itu berbeda? Jelaskan!
Sekarang
bayangkan, apa yang terjadi jika setiap pengukuran di dunia ini menggunakan
satuan yang berbeda-beda, misalnya jengkal. Ketika kalian memesan baju ke
penjahit dengan panjang lengan 3 jengkal, kemungkinan besar hasilnya tidak akan
sesuai dengan keinginanmu karena penjahit itu menggunakan jengkalnya. Demikian
juga, jika satuan yang digunakan adalah depa, seperti Gambar 1.9. Oleh karena
itu, diperlukan satuan yang disepakati oleh semua orang. Satuan yang disepakati
ini disebut satuan baku.
Mungkin kalian pernah
mendengar satuan sentimeter, kilogram, dan detik. Satuan-satuan tersebut adalah
contoh satuan baku dalam ukuran Sistem Internasional (SI). Setelah tahun 1700,
sekelompok ilmuwan menggunakan sistem ukuran yang dikenal dengan nama Sistem
Metrik. Pada tahun 1960, Sistem Metrik dipergunakan dan diresmikan sebagai
Sistem Internasional. Penamaan ini berasal dari bahasa Prancis ,Le Systeme
Internationale d’Unites.
Dalam satuan SI, setiap jenis ukuran memiliki satuan dasar. contohnya panjang memiliki satuan dasar
meter. Untuk hasil pengukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari meter,
dapat digunakan awalan-awalan, seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.1. Penggunaan
awalan ini untuk memudahkan dalam berkomunikasi karena angkanya menjadi lebih
sederhana. Misalnya, daripada menyebutkan 20.000 meter, lebih mudah menyebutkan
20 kilometer. Nilai kelipatan awalan tersebut menjangkau benda-benda yang
sangat kecil hingga objek yang sangat besar. Contoh benda yang sangat kecil
adalah atom, molekul, dan virus. Contoh objek yang sangat besar adalah galaksi.
Gambar 1.1 Mistar
Perhatikan satuan baku yang tertulis dalam mistar ini. Mistar.
Tabel 1.1
Awalan
Satuan (dalam SI) dan Kelipatannya
Awalan
|
Simbol
|
Kelipatan
|
Contoh
|
Tera
|
T
|
5
Mwatt = 5.000.000 watt
1
km = 103 m
1 cm = 10-2 m
|
|
Giga
|
G
|
||
Mega
|
M
|
||
Kilo
|
k
|
||
Hekto
|
h
|
||
Deka
|
da
|
||
Desi
|
d
|
Sistem
Internasional lebih mudah digunakan karena disusun berdasarkan kelipatan
bilangan 10, seperti ditunjukkan pada tabel di atas. Penggunaan awalan di depan
satuan dasar SI menunjukkan bilangan 10 berpangkat yang dipilih. Misalnya, awalan
kilo berarti 103 atau 1.000. Maka, 1 kilometer berarti 1.000 meter. Contoh
lain, pembangkit listrik menghasilkan daya 500 Mwatt berarti sama dengan
500.000.000 watt. Jadi, penulisan awalan menyederhanakan angka hasil pengukuran
sehingga mudah dikomunikasikan ke pihak lain. Pengukuran
yang baik memerlukan alat ukur yang sesuai.
Daftar Pustaka
Wahono, Suryanda Ade, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
0 komentar:
Posting Komentar